Ada banyak adaptasi yang perlu dilalui seseorang setelah melakukan test HIV dan mendapati hasilnya positif. Bukan hanya perlu mempelajari bermacam informasi yang benar seputar HIV AIDS, seorang ODHA (Orang dengan HIV AIDS) juga perlu beradaptasi atas perubahan yang terjadi dalam tubuhnya. Memiliki HIV dalam tubuh akan membuat daya tahan tubuh seseorang menjadi lebih rentan dan cenderung melemah,karenanya ia perlu mengkonsumsi obat Antiretroviral (ARV) untuk menekan jumlah virus yang ada di dalam tubuhnya. ARV terdiri dari beberapa jenis obat dan pengkonsumsiannya memberikan efek tersendiri pada tubuh yang juga membutuhkan penyesuaian. Sudah pernah dengar tentang berbagai efek samping ARV? Tidak semua efek samping yang kita kupas kali ini mutlak dialami oleh orang yang mengkonsumsi ARV, karena setiap orang berbeda kondisinya. Let’s find out supaya kita semua well-informed dan tahu cara mengatasinya.

Toksisitas Hati

Meskipun sebagian besar obat-obatan disaring dalam hati, sangat jarang untuk obat HIV modern yang menyebabkan masalah hati. Ketika komplikasi hati terjadi, biasanya hampir selalu terkait dengan koinfeksi HIV dan virus hepatitis (Hep A, B atau C). Perlu pemantauan rutin untuk enzim hati (ALT atau AST) guna kemungkinan identifikasi masalah awal. Namun, beberapa obat NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors) memiliki risiko yang rendah pada toksisitas hati yang serius. Obat ini termasuk nevirapine dan efavirenz. Jika kita memiliki ruam selama pengobatan dengan nevirapine, penting bagi kita untuk melakukan tes darah untuk memeriksa apakah hati kita sedang terpengaruh. Tes ini biasanya untuk mengukur tingkat enzim hati yang disebut ALT atau AST.

Jika tes ini tidak tersedia, gejala lain meliputi:

    • merasa sakit (mual) atau muntah
    • nafsu makan menurun
    • jika mata atau kulit terlihat lebih kuning (jaundice)
  • tinja berwarna terang atau urin berwarna gelap
  • terasa bengkak di hati

Segera hubungi dokter bila mengalami gejala tersebut. 

Penambahan lemak

Penambahan lemak – ke perut atau dada dan atau di bahu – lebih dikaitkan dengan protease inhibitors and non-nukes.

Perubahan Lemak Darah

Peningkatan kadar lemak darah (lipid) terutama terkait dengan protease inhibitor dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Ada dua jenis lemak darah: kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sering dikategorikan sebagai kolesterol “baik” atau “buruk.” High Density Cholesterol (HDL) merupakan kolesterol baik dan low density cholesterol (LDL) umumnya buruk. Hubungan HDL dan total kolesterol (TC) – disebut rasio HDL:TC – sering digunakan sebagai tes klinis yang lebih penting untuk pemantauan lemak darah.

Perubahan Gula Darah

Gula darah tinggi berkaitan dengan banyaknya masalah kesehatan di jangka panjang, termasuk diabetes tipe 2 (sensitivitas rendah terhadap insulin). Perubahan kadar gula darah dan sensitivitas insulin yang rendah berkaitan erat dengan gejala lain lipodistrofi.

Mood Swing

Efavirenz (Sustiva, Stocrin) adalah salah satu obat dalam Atripla dan memiliki efek samping yang berbeda dengan obat HIV lainnya. Hal ini karena Efavirenz dapat mempengaruhi suasana hati dan perasaan. Efavirenz dapat membuat kita merasa disorientasi atau cemas, termasuk mimpi buruk saat tidur. Kebanyakan orang mendapatkan beberapa efek samping ini ketika mereka pertama kali mulai meminum efavirenz, sehingga gejala ringan ini adalah wajar. Efek biasanya berkurang setelah beberapa minggu pertama dan menjadi lebih mudah untuk diatasi. Beberapa orang mendapatkan masalah yang sangat serius termasuk paranoid, depresi dan kecemasan berat. Dalam hal ini, hubungi dokter segera untuk beralih ke obat lain.

Anemia

Anemia adalah kekurangan sel darah merah pembawa oksigen. Gejala utama adalah kelelahan ekstrim. AZT dapat menyebabkan anemia dengan efeknya pada sumsum tulang dan saat ini tidak lagi direkomendasikan sebagai pilihan obat untuk orang yang baru memulai pengobatan. Tetapi masih direkomendasikan dalam pedoman WHO untuk pengobatan lini kedua.
Jika kita menggunakan AZT dan merasa sangat lelah atau lemah, kita perlu ke dokter untuk melakukan tes darah atau mengubah perawatan ini.

Asidosis Laktat

Laktat merupakan produk limbah yang dihasilkan ketika gula diubah menjadi energi
oleh tubuh. Asidosis Laktat adalah istilah berbahaya terbangunnya laktat dalam darah. Gejala-gejalanya termasuk perasaan sakit dan/atau sangat lelah dan kelemahan otot. Jika kita memiliki gejala-gejala tersebut, adalah penting untuk segera menghubungi dokter. Risiko asidosis laktat dengan obat HIV yang modern sangat rendah – mendekati nol. Gejala ini hampir selalu terkait dengan penggunaan obat HIV yang lebih tua yang disebut d4T dan ddI. Tak satu pun dari obat ini direkomendasikan dalam pedoman pengobatan WHO. Jika ARV membuat kita merasa tidak enak badan – bahkan jika itu tidak serius – kita harus memberitahukan gejala tersebut ke dokter. Ingatlah selalu bahwa semua obat memiliki efek samping, tidak hanya ARV saja, tetapi tidak semua orang meminum obat tersebut akan mengalami efek yang sama dan pada tingkat yang sama.

Kehilangan napsu makan

Disebabkan oleh Abacavir (Ziagen). Cara mengatasinya dengan makan beberapa porsi kecil dalam sehari sebagai pengganti 3 porsi besar. Disarankan untuk konsumsi suplemen atau smoothies bernutrisi untuk memastikan cukup asupan vitamin dan mineral yang masuk, seperti mengkonsumsi stimulan napsu makan, minum jus buah sebagai pengganti air putih.

Perubahan pada distribusi lemak tubuh (Lipodystrophy)

Disebabkan oleh rangkaian pengobatan dari NRTI dan kelas protease inhibitor. Penting untuk berolahraga supaya menurunkan berat di area tempat lemak bertambah, seperti pada perut. Selain itu, kita juga harus mendapatkan suntikan polylactic acid (New Fill, Sculptra) di wajah jika kita kehilangan lemak di area tersebut.  Tanyakan dokter mengenai obat tesamorelin (Egrifta), yang mengurangi kelebihan lemak perut pada orang-orang yang mengonsumsi obat-obatan HIV.

Diare

Disebabkan oleh protease inhibitors dan obat-obatan lain. Kita harus mengurangi asupan makanan berminyak, berlemak, pedas dan produk susu serta lemak yang tidak larut (seperti sayuran mentah, sereal gandum utuh, kacang-kacangan). Selain itu, gunakan obat anti diare yang dijual bebas seperti loperamide (Imodium) atau diphenoxylate dan atropine (Lomotil).

Kolestrol dan trigliserida (lipid) tinggi pada darah

Disebabkan oleh protease inhibitors dan obat-obatan lain. Usahakan berhenti merokok dan olahraga lebih banyak. Selain itu, penting untuk mengurangi asupan lemak pada pola makan (bicarakan dengan ahli diet tentang cara yang paling aman) dengan mengkonsumsi ikan dan makanan lain yang kaya asam lemak omega-3. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah untuk melihat kadar kolesterol dan trigliserida. Gunakan statin atau obat penurun lipid lainnya jika diperlukan.

Mual dan muntah

Hampir semua obat-obatan menyebabkan efek samping ini. Kita dapat mengkonsumsi porsi yang lebih kecil beberapa kali dalam sehari daripada 3 porsi besar, dan konsumsi makanan hambar seperti nasi putih dan crackers. Selain itu, hindari makanan yang berlemak dan pedas. Hidangkan makanan dingin dan tidak panas. Penting untuk menggunakan obat anti-emetic untuk mengendalikan mual. Perasaan sakit (mual), diare dan kelelahan merupakan efek samping yang umum dari obat HIV.
Jika efek samping tersebut terjadi, biasanya akan lebih mudah dilewati dalam beberapa minggu pertama pengobatan ARV.
Tetapi karena mual dan kelelahan bisa menjadi gejala serius dari infeksi lain, kita harus memberitahu dokter tentang masalah ini. Jika dokter sudah memastikan bahwa ini adalah efek samping, maka obat anti mual dan obat diare dapat dipergunakan membantu mengatasi efek tersebut.

Ruam

Disebabkan oleh: Nevirapine dan obat-obatan lain. Penting untuk melembabkan kulit dengan menggunakan lotion setiap hari dan hindari mandi air panas. Selain itu, gunakan sabun dan deterjen yang tidak mengiritasi. Kenakan kain yang dapat bernapas, seperti katun. Tanyakan dokter apakah kita dapat menggunakan obat antihistamin. 10-15% orang yang menggunakan nevirapine atau efavirenz mendapatkan ruam tingkat rendah yang tidak serius. Ruam juga dapat terjadi pada ODHA yang mengkonsumsi obat HIV lain. Sekitar 1 dari 20 orang menghentikan efavirenz atau nevirapine karena ruam. 2-3% orang bisa beresiko ruam yang lebih serius, terutama saat menggunakan nevirapine. Jika ruam terjadi lebih dari 10% dari tubuh atau bahkan melukai kulit, kita harus segera berkonsultasi dengan dokter. Dalam kasus yang jarang terjadi, nevirapine harus dihentikan dengan sangat cepat untuk mengurangi risiko reaksi parah yang bisa berakibat fatal.

Gangguan tidur

Disebabkan oleh Efavirenz dan obat-obatan lain. Kita harus berolahraga secara rutin. Selain itu, ikuti jadwal tidur dan hindari tidur siang. Disarankan untuk memastikan kamar tidur nyaman untuk tidur. Bersantailah sebelum tidur dengan mandi air hangat atau aktivitas yang menenangkan lainnya, serta hindari kafein dan stimulan lain beberapa jam sebelum tidur. Selain itu, bahas dengan dokter mengenai obat tidur apabila gangguan berlanjut.

Hati-hati dengan IRIS

Pada orang yang start ARV dengan CD4 yang rendah terutama di bawah 200 kemudian setelah minum ARV muncul gejala-gejala: panas, pembengkakan kelenjar, sesak nafas atau gejala lain seperti gejala yang disebabkan infeksi oleh Bakteri atau virus. Tapi yang sebenarnya terjadi adalah kita mungkin mengalami yang dikenal dengan Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome (IRIS). IRIS adalah tanda dimana obat ARV yang kita minum membantu sistem kekebalan tubuh dan sebagai hasilnya tubuh mampu mengenali infeksi yang ada di tubuh dan memberikan respon untuk melawannya. Pada awalnya IRIS kita akan merasakan gejala tambah memburuk, dan setelah imun sistem kita mampu melawan infeksi yang ada dan kita akan merasakan lebih baik dan merasa lebih baik dari sebelumnya. Perlu perhatian khusus jika kita mengalami IRIS, dokter harus tahu dan selama mengalami IRIS, obat ARV tidak boleh putus. Pada kasus IRIS kadang kadang memberikan gejala yang sangat serius atau harus dirawat dirumah sakit, dokter harus memonitor dengan ketat sampai kita sembuh benar.

Kesimpulannya, pengobatan HIV bekerja dengan baik dan akan membuat sistem kekebalan tubuh kita kembali normal. Kita pasti tidak tahu berapa nilai normal sebelum kita terinfeksi HIV, karena semua orang mempunyai nilai yang berbeda, tapi secara umum semakin tinggi nilai CD4 atau CD4% maka semakin baik. Silahkan berdiskusi dengan dokter tentang apa arti dari hasil lab kita. Jika hasil tes viral load kita tidak terdeteksi dan jumlah CD4 kita berada dalam nilai normal, kita bisa bernafas lega dan santai. Jika hasil belum memuaskan, sabarlah, tetap minum obat ARV dengan rutin karena beberapa orang  membutuhkan waktu untuk mencapai nilai tersebut.

Oleh: NQ

You may also like

2 Response Comments

  • Tria  30 November, 2019 at 06:47

    Saya mau tanya, baru 3 minggu lebih tpt nya berjalan 1 bulan saya arv.
    Pada awalnya di minggu pertma efek yg dirasa spt org mabok kepala berat. Namun setelah masuk minggu ke 2 timbul ruam2 merah tdk gatal dan seluruh badan merah. lalu sy ke doktr kulit kata doktr yg menangani itu adl erupsi makulopapular. Apakah hal itu wajar ya ? Soalnya diawal sekali saya tdk timbul gjala tsb. Selain itu gejala yg masih dirasa smp saat ini adl lemas dan mudah capek. Apakah itu juga wajar dan sifatnya sementara saja? Fyi cd4 285.
    Terimakasih

    Reply
  • Dwi mas Yasri  29 August, 2020 at 13:41

    Dok, ko saya setelah minum obat ARV floaters pada mata saya jadi banyak ya itu gimna dok’

    Reply

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.