Seringkali ODHA yang baru mengetahui status HIV merasa begitu “lelah” dengan banyaknya tes lab yang harus mereka jalani. Terkadang merasa “diribetkan” oleh layanan padahal kita maunya ARV sesegera mungkin. Padahal serangkaian tes ini bertujuan memantau kesehatan. Pemeriksaan lab secara berkala juga perlu dilakukan kepada Odha dengan HIV menahun dan yang telah mengkomsumsi ARV. Baiknya sebelum ARV atau setelah ARV?

Kalau kita perhatikan pada saat kita disuruh melakukan pemeriksaan laboratorium, pada kertas rujukan pengantar ke laboratorium tes-tes yang akan dilakukan ditandai oleh dokter.

Berikut tes laboratorium yang sering dilakukan untuk ODHA baik sebelum ARV atau sesudah ARV:

  1. Hitung Darah Lengkap (Hematologi)

Semua sel darah dibuat di sum-sum tulang. Beberapa penyakit atau obat dapat merusak sum-sum tulang sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah.

a. Tes Sel Darah Merah (Eritrosit)

Eritrosit bertugas membawa O2 dari paru ke semua sel dalam tubuh. Fungsi ini dapat diukur melalui 3 macam tes.

  • Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut O2 dari paru ke bagian tubuh lain. Kekurangan Hb disebut dengan anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi, penyakit kronis, ARV : AZT dan D4T.
  • Hematokrit mengukur presentase sel darah merah dalam volume darah.
  • Trombosit berfungsi membantu menghentikan pendarahan. Jika trombosit kurang, kita sering mengalami memar dan perdarahan. Odha cenderung mempunyai trombosit yang rendah.

b.Tes Sel Darah Putih (Leukosit)

Leukosit membantu melawan infeksi dalam tubuh. Jika leukosit tinggi maka tubuh sedang melawan infeksi, jika leukosit rendah ada masalah dengan sum-sum tulang.

  1. Tes Kimia Darah

Untuk mengukur zat kimia dalam darah tubuh berfungsi dengan baik.

a. Kalsium: Unsur utama dalam tulang dan gigi serta dibutuhkan agar otot dan saraf bekerja dengan baik. ODHA sering mengalami masalah rendahnya tingkat kalsium dalam darah karena kekurangan protein akibat kekurangan gizi, wasting dan masalah pencernaan.

b. Elektrolit: Berkaitan dengan keseimbangan cairan dalam tubuh. Pemeriksaan ini sangat dibutuhkan bagi ODHA yang mengalami dehidrasi / masalah ginjal.

     3. Tes Fungsi Ginjal

Ginjal sebagai sistem penyaringan yang berfungsi menghilangkan ampas sisa metabolisme dari aliran darah dan mengatur keseimbangan tingkat cairan dalam tubuh. Dokter sering memakai tingkat kreatinin untuk melihat kemampuan ginjal mengeluarkan hasil buangan dalam tubuh. Jika kreatinin tinggi maka tubuh mempunyai masalah ginjal.

  1. Tes Fungsi Hati

Mengukur tingkat enzim dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah protein yang menyebabkan / meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat enzim tinggi menunjukkan kerusakan pada hati bisa karena obat, alkohol, hepatitis, penggunaan narkoba. Tes fungsi hati yang sering dilakukan antara lain SGPT, SGOT, blilirubin.

  1. Tes Gula Darah

ODHA dengan ARV disarankan lebih sering memeriksakan tingkat gula darah karena ARV dapat menyebabkan terjadinya peningkatan gula darah (terutama ARV dengan PI). Gula darah (glukosa) dipakai untuk menghasilkan tenaga, jumlahnya akan meningkat setelah makan / minum apa saja selain air putih. Tes yang sering dilakukan adalah tes gula darah puasa (minimal 8 jam) dan tes gula darah setelah puasa atau 2 jam setelah makan. Gula darah yang tinggi bisa mengindikasikan Diabetes, gula darah rendah dapat menyebabkan kelelahan.

  1. CD4

CD4 adalah jenis sel darah putih / limfosit dan bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh.  Jumlah CD4 dijadikan ukuran kesehatan kekebalan tubuh. Semakin rendah jumlahnya maka semakin besar kerusakan yang disebabkan oleh HIV.

  1. Viral Load (VL)

Tes untuk mengukur jumlah virus HIV dalam darah dan dilaporkan adalah jumlah tiruan / copies HIV dalam 1 mm darah. Hasil terbaik adalah “tidak terdeteksi” (undetectable) dan bukan berarti tidak ada virus didalam darah. Artinya hanya jumlah virus yang ada dalam darah tidak cukup ditemukan dan dihitung dengan alat tes. Hanya 2% HIV dalam tubuh kita ada di darah, sisanya di jaringan tubuh seperti kelenjar getah bening, empedu dan otak.

Yang mempengaruhi hasil pemeriksaan lab:

  1. Setiap lab mempunyai nilai normal/nilai rujukan tergantung pada alat  dan cara/metode pemakaian.
  2. Hasil lab dapat berubah-ubah tergantung pada: perbedaan alat dan metode, jam berapa sampel lab diambil, menderita infeksi aktif, infeksi HIV, makanan, kehamilan, kelelahan dan stres.  
  3. Hasil VL dan CD4 dapat dipengaruhi jika tubuh terserang infeksi, setelah vaksinisasi. Sehingga tidak dianjurkan untuk  melakukan tes CD4 sebelum 2 minggu setelah menderita infeksi dan sebelum 4 minggu untuk VL.

 

Sumber: Lembar Informasi tentang HIV dan AIDS dari Yayasan Spiritia.

You may also like

One Response Comment

  • Yordan  20 July, 2021 at 09:53

    cara melakukan pemerisaan HIV

    Reply

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.