Pernahkah ada yang kepikiran kayak gitu? Ngerasa jenuh karena kudu rutin minum ARV dan harus selalu inget untuk minum. Tenang, kamu ga sendirian. Ada banyak juga temen-temen ODHA yang juga kadang ngerasa bosen karena harus minum ARV terus.
Sebenernya, kenapa sih ARV harus diminum rutin?
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 87 Tahun 2014 disebutkan, ARV berguna untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak terdeteksi.
ARV memiliki tugas meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlah virus, dalam arti mencegah agar virus tidak berkembang biak. “Pemberian obat ARV tidak sama dengan pemberian obat antibiotik. Kalau antibiotik cukup ditulis dua kali sehari, sedangkan obat ARV harus ditulis setiap 12 jam sekali dan ODHA harus mengonsumsinya tepat setiap 12 jam,” ujar Dr Paul F Matulessy, MN. PGK. DSpGK dari RS UKI dalam sebuah acara temu media tentang ARV di Jakarta. Namun begitu, sekarang ada juga ARV yang hanya dikonsumsi dengan dosis sekali sehari. Untuk memastikan dosis obat yang dimilikinya, ODHA perlu bertanya langsung kepada dokter atau layanan kesehatan seperti Puskesmas mengenai dosis ARV yang diambilnya di sana.
Pengaturan minum obat ARV ini sangat ketat karena terkait langsung dengan tingkat perkembangan HIV di dalam darah. Jika waktu aturan minum diubah, maka akan membuat konsentrasi obat di dalam darah menurun yang bisa memberi peluang bagi virus untuk berkembang biak. Dr Paul menuturkan konsentrasi tertentu ARV di dalam darah mampu menjadi benteng pertahanan agar virus tidak bisa masuk atau menorobos ke sel target (CD4). Sehingga jika seseorang tidak tepat mengonsumsinya atau terlupa, maka konsentrasi ARV di dalam darah akan menurun.
Kondisi ini akan membuat virus bisa masuk ke sel hingga menuju inti sel. Nantinya virus ini akan berkembang biak di dalam inti dengan bantuan DNA manusia, setelah itu ia akan keluar dari sel dan menyebar mencari sel target baru. Beberapa jam setelah mengonsumsi obat, maka aktivitas dari obat ini akan meningkat dan mampu menekan pertumbuhan virus. Tapi setelah mencapai masa puncaknya di dalam darah, aktivitas obat ini akan menurun. Itulah sebabnya jadwal minum obat sangat ketat agar perkembangan virus bisa tetap dikontrol. Sementara itu jika ARV yang dikonsumsi berlebih bisa menyebabkan overdosis dan membuat virus menjadi resisten dan juga toksik (racun) bagi tubuh.
Untuk mendapatkan manfaat ARV, pengidap HIV harus mengonsumsi obat seumur hidup. Sebab, jika tidak, pertumbuhan virus di tubuh tidak terkontrol dan bisa juga muncul resistensi terhadap obat. Namun, sebelum mengonsumsi ARV, penderita harus terlebih dulu berkonsultasi pada dokter. Pasien yang akan menggunakan ARV juga harus memiliki orang yang bisa mengingatkan untuk selalu minum obat atau biasa disebut Pemantau Meminum Obat (PMO). Di Indonesia, hal tersebut sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan.
Gimana sih caranya supaya ga bosen dan bisa selalu inget minum ARV tiap hari?
Meskipun sudah bisa didapat secara gratis, ternyata konsumsi ARV rutin bisa bikin ODHA males-malesan dalam meminumnya. Terlebih lagi, ada beberapa efek samping yang berbeda bagi tiap orang yang mengkonsumsinya. Berikut ini ada beberapa tips supaya kita ga terlalu jenuh dan bisa terus inget minum ARV sesuai waktunya.
- Lakukanlah “uji coba” sebelum Kita mulai mengonsumsi obat-obatan HIV untuk melihat jika kita mengalami kesulitan untuk taat pada jadwal
- Gunakanlah kotak pil dengan kotak yang terpisah untuk setiap harinya dalam seminggu.
- Buatlah “pak dosis” untuk pil yang harus kita bawa ketika meninggalkan rumah.
- Buatlah rincian jadwal harian untuk waktu untuk minum obat, waktu untuk makan, dan apa yang harus dimakan. Pilihlah satu aktivitas harian — seperti berangkat kerja atau menonton acara TV kesukaan kita— dan minum pil Kita di waktu tersebut setiap harinya
- Gunakanlah jam tangan dengan alarm. Atur alarm untuk setiap waktu kita harus minum obat.
- Carilah “teman dosis” — seseorang yang juga mengonsumsi obat-obatan HIV sehingga kita dapat saling mengingatkan satu sama lain supaya tetap mengikuti jadwal.
- Simpan bersama semua informasi resep obat-obatan HIV kita di satu tempat, dengan nomor telepon darurat. Beli ulang obat kita setidaknya satu minggu sebelum akan habis sehingga kita tidak kehabisan obat-obatan sama sekali.
Oleh: NQ
2 Response Comments
Aku baru mulai pengobatan ARV tanggal 21 Oktober lalu, karena CD4 hanya 214, dokter cuma bilang lumayan,,,, karena banyak baca dan banyak teman teman yang kuat, akhirnya aku berani juga
Wow efeknya muter muter banget, mual, terasa leher tangan dan kaki terbakar,,,, aku putuskan semoga itu pengenalan ARV pada tubuh,,,,
Sampai Minggu ketiga ini, efek muter masih terasa, panas dingin,,, hawa dari mulut panas tapi kaki merasa kedinginan, mual masih berlanjut, bahkan ada benjolan di bawah telinga kanan besar, kalau siang agak tidak terasa, namun terasa ngantuk
Saya minum ARV jam 24.00, seminggu terakhir sulit sekali tidur karena ya itu efeknya muncul bersamaan…
Mau tanya
Kalau kita ke RS yg menangani HIV untuk sekedar rawat inap akan demam ini? Atau harus ke RS dimana kita konsul dan mendapatkan obat??
Halo kawan, semangat terus yaa…
Sebaikanya jika mau menjalani perawatan inap di rumah sakit disertakan surat rujukan dari layanan pengobatan ARV kita, supaya dokternya paham dan kamu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Kondisi semacam itu sangat lumrah terjadi diawal terapi, terus komunikasikan dengan dokter yang memberikan ARv nya yaa..