Kalau dihitung secara materi nafas dan kesehatan serta kelengkapan tubuh gue hingga saat ini,  pasti tak ternilai. Bisa mendengar, bisa makan, bisa melihat dan banyak hal lainnya. Banyak orang yang gue temuin dalam hidup gue yang sayang dan rela mengorbankan waktunya buat gue. Papa & mama, guru dari TK sampe dosen-dosen, teman, sahabat, saudara dan semua orang yang pernah bantu pas gue butuh.

Bersyukur gue rasa akan jadi kata yang pas buat membayar semua itu. Tapi gue HIV positif, nggak punya banyak harta, gue punya kekurangan, keluarga gue ada masalah, gue ini gue itu masih harus bersyukur?

Coba diganti pertanyaannya. Apa gue pantes membenci semua kekurangan gue? Apa gue harus menyesal tentang status HIV gue?

Hidup itu cuma 24 jam sehari. Buat tidur 8 jam, kerja 8 jam sisanya 8 jam lagi masa iya sih gue harus pake cuma buat menyesal dan sedih? Masa iya, gue cuma bisa menyalahkan orang lain atau menyalahkan keadaan?

Gue masih punya pilihan buat bersyukur kan?

Dengan senyum setiap ketemu orang , bersyukur dengan berfikir kalau hidup ini indah yaitu dengan tetap bekerja pake hati. Dengan memaafkan diri sendiri dan menerima semua kekurangan. Makan dan minum “vitamin” di jam yang teratur, olahraga yang cukup cara gue bersyukur.  Bersyukur dengan terus mau belajar hal baru dan dengan tidak menyerah pada keadaan. Bersyukur  dengan hanya bilang terima kasih Tuhan atas apapun yang ada di hidup gue.

Lega ya, kalau bisa menikmati itu semua.

Hidup yang sederhana dan singkat ini berasa lebih nikmat dan lebih berarti. Lebih cinta dengan diri gue sendiri, serta sadar kalau gue masih butuh orang lain karna gue punya banyak kekurangan. Dan sadar kalau gue tetep bisa bantu orang lain karna gue punya kelebihan. Seneng rasanya sadar kalau gue ini unik bahkan semua masa lalu buruk dan pengalaman pahit gue akan jadi berasa hal yang berarti. Rasanya gue bersyukur gue pernah sakit karena gue jadi tahu rasanya sehat.

Waktu gue yang ada jadi berasa kurang kalau cuma diem tanpa ada suatu usaha yang gue lakuin minimal buat diri gue. Gue sekarang sedih, tapi gue tahu kalau senyum dan seneng masih bisa gue lakuin. Gue sekarang marah, tapi gue juga tahu kalau nahan emosi dan tetep berfikir tentang solusi adalah hal yang menarik. Gue sekarang menyesal tapi gue sadar kalau gue masih punya waktu memperbaiki.

Makasih ya Tuhan atas apa yang telah kau berikan.

 

Gue bisa. Loe bisa. Kita bisa

 

Oleh: Fiko

 

 

You may also like

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.