Jakarta, Salah satu alasan mengapa seseorang tak mau mendekati dan mendiskriminasi pengidap human immunodeficiency virus (HIV) adalah karena takut tak sengaja terpapar cairan tubuhnya lalu kemudian tertular. Padahal dikatakan oleh ahli penyebaran virus tak semudah itu.
Kepala Unit Pelayanan Terpadu HIV di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Teguh Karyadi, SpPD, KAI, mengatakan bahwa salah satu ketakutan terkait penyebaran virus tersebut adalah anggapan bahwa gigitan nyamuk dapat membawa penyakit. Ketika nyamuk menggigit pengidap maka ada sebagian virus yang terbawa dan bisa menyebar bila nyamuk yang sama mengigit orang lain.
Dengan tegas dr Teguh pun menjelaskan bahwa hal tersebut tidak benar.
Baca juga: Diskriminasi Pengidap HIV Kadang Justru Dilakukan oleh Petugas Kesehatan
“Iya betul bahwa virus ada di darah, tetapi di dalam belalai nyamuk belum tentu si virusnya bisa masuk. Belalainya lebih kecil daripada virus,” kata dr Teguh kepada detikHealth ketika ditemui di RSCM, Jakarta, seperti ditulis pada Selasa (1/12/2015).
“Demikian pula di dalam perut nyamuk, darah itu kalau enggak salah juga kan diolah dan itu juga membuat virus mati. Jadi enggak mudah seperti yang dibayangkan,” lanjut dr Teguh.
Lebih lanjut ketika nyamuk selesai mengigit juga ia tak langsung berpindah ke orang lain melainkan beristirahat terlebih dahulu selama beberapa waktu. Sementara itu virus HIV sendiri dikatakan oleh dr Teguh adalah jenis virus yang rentan dan tak mampu bertahan hidup di luar medianya lebih dari setengah hari.
“Anggapan ini memang sering terjadi. Pasien lain dengan diagnosa bukan HIV dengar di sebelahnya pasien HIV minta pulang karena takut nyamuknya dari situ lari ke dia. Itu terlalu berlebihan ya,” tutup dr Teguh.
Baca juga: Stop Kucilkan Pasien! HIV Tak Menular Hanya dengan Berdekatan
Sumber: health.detik.com.
No Comment
You can post first response comment.