Jakarta, Terapi obat antiretroviral (ARV) dikatakan pakar memperpanjang usia harapan hidup pasien HIV positif. Meski begitu, pasien HIV juga terancam penyakit lainnya, yakni hepatitis C.

Prof Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo mengatakan meski usia harapan hidup pasien HIV sudah lebih panjang, bukan berarti mereka lepas dari ancaman penyakit lain. Hepatitis C merupakan ancaman yang dapat menyebabkan kematian bagi pasien HIV, terutama mereka yang tertular karena menggunakan jarum suntik tidak steril.

“Pengguna narkoba suntik selain kena HIV juga bisa kena hepatitis C. Kalau mereka nyuntik tahun 2000-an, sekarang sudah 2015 berarti sudah 10 tahun. Ada kemungkinan hepatitisnya sudah parah dan bisa kena sirosis hati,” ungkap Prof Samsu dalam temu media di Kementerian Kesehatan dan ditulis Selasa (1/12/2015).

Baca juga: Pakar: Terapi ARV Perpanjang Usia Harapan Hidup ODHA

Hepatitis C dikatakan Prof Samsu merupakan penyebab kematian bagi terbesar bagi pasien HIV. Hanya saja pengobatan hepatitis C termasuk mahal. Pengidap HIV yang berasal dari golongan menengah ke bawah sulit mendapatkan obat karena masalah biaya.

Beruntungnya, kini sudah ada obat hepatitis C dengan harga yang lebih murah dan efek samping yang lebih sedikit. Obat dengan nama Sofosbuvir ini merupakan solusi bagi pasien HIV yang juga mengidap hepatitis C.

“Adanya obat ini merupakan kabar baik. Selain lebih murah juga pengobatannya tidak seumur hidup. Setelah 3 bulan dan hasilnya baik bisa disetop pengobatannya,” ungkap Prof Samsu.

Selain hepatitis C, pasien HIV juga berpotensi terserang penyakit degeneratif lebih cepat daripada orang yang tidak terinfeksi. Hal ini terjadi karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan terjadinya peradangan.

Jika orang sehat biasanya terserang penyakit degeneratif pada umur 60 tahun, pasien HIV bisa terserang lebih cepat. Usia 50 tahun sudah bisa kena bagi mereka yang HIV,” paparnya.

Oleh karena itu, perilaku hidup bersih dan sehat harus tetap dilakukan oleh pasien HIV. Berhenti merokok, minum alkohol dan perilaku tidak sehat lainnya harus dihentikan agar pasien menjadi lebih sehat.

Baca juga: Jumlah Kasus HIV Makin Banyak, Kemenkes: Kita Angkat Gunung Es Pelan-pelan

Sumber: health.detik.com.

You may also like

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.