Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ODHIV yang merokok memiliki angka harapan hidup lebih kecil dibandingkan dengan ODHIV yang tidak merokok. Contoh soal, seorang ODHIV berumur 43 tahun, Dokter segera melakukan pengobatan dan perawatan, seiring waktu, tubuhnya kembali pulih dan dapat beraktivitas kembali. Namun, kebiasaan merokok membuatnya mengalami stroke dan hampir kehilangan nyawa.
Dr. John T. Brooks, pemimpin Tim Penelitian Epidemiologi HIV di Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa merokok membahayakan ODHIV dengan dua alasan.
Pertama, merokok menghambat fungsi limfosit T CD4. Limfosit ini adalah leukosit yang berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Pada pasien HIV, leukosit yang ada di tubuhnya mengalami kerusakan. Dengan ditambahnya rokok yang menghambat limfosit, maka tubuh akan mudah mengembangkan infeksi tertentu, seperti:
- Infeksi jamur pada mulut, yaitu kandidiasis oral
- Leukoplakia (lidah dengan plak putih)
- Pneumonia bakterial (infeksi paru)
- Pneumocystis pneumonia (infeksi paru-paru berbahaya)
Kedua, senyawa-senyawa yang terkandung pada rokok menyebabkan peradangan kronis pada tubuh dan menurunkan kepadatan mineral pada tulang. Ini menyebabkan terjadinya penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. walaupun ODHIV tidak merokok, berada di sekitar perokok pun efeknya tetap berbahaya.
Berhenti merokok mendukung kestabilan kesehatan ODHIV dan tidak menyia-nyiakan pengobatan yang telah dilakukan. Ini tentu saja meningkatkan kualitas hidup dan menghindari dari beberapa penyakit kronis terkait dengan asap rokok.
Untuk itu, beralihlah ke pola hidup sehat dan perlahan berhentilah merokok!!!
Sumber : hellosehat.com
No Comment
You can post first response comment.