Setelah terdiagnosis HIV+, gue berpikiran bahwa gue akan sering sakit-sakitan. Pikiran gue menjadi sangat jauh kedepan, gimana nantinya kalau gue nge-drop, pasti akan banyak biaya yang gue keluarkan. Bukan hanya ketika sakit, saat melakukan rangkaian test dan mengonsumsi ARV juga pastinya akan mengeluarkan biaya banyak. Sehingga gue menjadi ragu untuk memulai ARV dan menghadapi risiko-risiko finansial yang gue alami.
Tapi setelah gue cari info tentang biaya-biaya layanan kesehatan untuk ODHA, gue menjadi sedikit lebih lega.
Ternyata pemerintah telah melakukan subsidi beberapa layanan kesehatan untuk ODHA. Ketika kita ingin memeriksakan diri test VCT misalnya. Pemerintah melalui pusat layanan kesehatan milik negara seperti puskesmas dan RSUD telah menyediakan layanan test gratis, kita hanya perlu untuk membayar biaya administrasi layanan kesehatan yang cukup terjangkau mulai dari Rp.5000-50.000 bahkan malah ada yang sepenuhnya gratis koq.
Setelah terdiagnosis HIV+, gue juga akan mendapatkan pelayanan konseling, hingga pelayanan tes CD4 gratis. Di beberapa layanan kesehatan milik pemerintah yang menyediakan layanan test pre-ART juga menyediakan layanan gratis. Tes pre-ART mencakup test darah lengkap, test fungsi hati, test fungsi ginjal, rontgen, dan test CD4. Serangkaian test tersebut berguna untuk menentukan apakah ada penyakit di tubuh gue atau tidak, dan fungsi test CD4 untuk mengukur jumlah CD4 awal sebelum gue mulai terapi ARV.
Ketika mengonsumsi ARV, gue juga dijamin oleh negara untuk mendapatkan ARV lini-1 secara cuma-cuma di layanan kesehatan di Indonesia. Sampai saat ini negara masih memberikan subsidi untuk terapi ARV melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan pendanaan luar negeri untuk program HIV. Pemberian subsidi ARV ini dilakukan negara karena negara menyadari bahwa harga ARV tanpa subsidi mencapai lebih dari Rp.300.000 per bulannya, dan ODHA mayoritas adalah masyarakat menengah kebawah.
Tapi yang gue ketahui, subsidi hanya berlaku untuk ARV lini-1. Untuk saat ini, ARV lini-2 masih dikenakan harga yang lebih mahal daripada ARV lini-1 tanpa subsidi. Kalau gue gak mengonsumsi ARV lini-1 dengan patuh, kecenderungan gue ganti obat ARV Lini kedua nantinya juga semakin tinggi. Oleh karena itu, penting banget untuk patuh mengonsumsi ARV agar gue gak perlu membayar banyak uang untuk memperoleh obat lini-2.
Selain ARV gratis, pemberian jaminan kesehatan bagi masyarakat melalui BPJS juga dapat meringankan beban ODHA yang mengalami kesulitan finansial untuk mengakses layanan kesehatan. Gue juga pakai BPJS, dan bagi gue sangat menguntungkan.
Tapi gue merasa masih butuh asuransi kesehatan lain, karena BPJS hanya bisa digunakan di layanan kesehatan yang terbatas. Jadi gue pakai asuransi kesehatan lain yang sesuai kantong gue dan cocok buat menutupi kekurangan BPJS.
Saran Gue, kalo belum punya BPJS, cepet daftar deh. Lebih bagus kalau ditambah asuransi kesehatan swasta juga.
Pastinya gak ada orang yang mau jatuh sakit, berusaha untuk hidup sehat biar gak sakit jelas lebih utama. Tapi gak ada salahnya juga buat jaga-jaga kan, coz we never know…
5 Response Comments
Dear guebisa.org,
Terima kasih buat postingaan-nya yang sangat informatif dan inspiratif. Saya mau nanya nih, kan katanya dikau ada pake asuransi kesehatan juga. Nah, saya mau nanya nih, apakah ada ya asuransi swasta yang menanggung penyakit ODHA? Misalnya nih, pihak asuransi tahu kalau status kita ODHA, dan misalnya kita sakit diare atau apapun deh, apakah asuransi tsb mau memberi pelayanan yg semestinya ke kita? Kalau seandainya ada asuransi yang spt itu, boleh kasih tau saya info-nya?
Thankss yaa!!
saya sendiri masuk asuransi Ch*bb Life.. setelah saya baca, asuransi saya tidak menanggung HIV serta komplikasinya yang disebabkan oleh HIV. begitu juga saya dengar dari temen saya agent G*neralli dan Pr*dential. akan tetapi, sakit lain yang bukan disebabkan oleh HIV tetap ditanggung oleh asuransi swasta biarpun diri kita HIV+
Suami sy ODHA dan dia buka asuransi AIA N TDK BS DI CLAIM SEMUANYA BAIK TANGUNGANYA ATUPUN MANFAAT TAMBAHNYA PUN TDK BS DI CLAIM BGMN ITU CARA PENNGANANYA BISA DI BANTU
Saat ini asuransi yang bisa cover pengidap HIV hanyalah BPJS, sebaiknya gunakan asuransi tersebut.
Mohon maaf mbak, boleh saya tau nomer contacntnya? Saya ingin sharing tentang HIV/AIDS