Loe suka yang panjang-panjang? Jangan sampai Loe dapetin yang panjang kayak gini juga ya, Sindrom Long COVID atau disebut post-acute sequelae SARS-CoV-2 infection (PASC)

gambar ilustrasi penyebab kabut otak

Ilustrasi penjelasan penyebab terjadinya brain fog.
Sumber: abilitytoday.com

Buat beberapa orang, terinfeksi COVID-19 tidak menyebabkan timbulnya gejala sama sekali, beberapa orang hanya ada gejala ringan. Namun banyak pula yang gejalanya berat sampai harus mendapatkan pertolongan di rumah sakit, dan sampai meninggal. Sebagian besar mantan pasien COVID-19 akan pulih dari gejala-gejala dalam waktu beberapa hari saja, namun ada beberapa orang yang walau dinyatakan sudah sembuh, gejalanya masih terasa hingga lebih dari 4 minggu!

APA ITU LONG COVID?

Para ahli medis masih belum menemukan penyebab kenapa beberapa mantan pasien COVID-19 masih menunjukkan gejala walau sudah dinyatakan sudah sembuh. Masih menjadi perdebatan apakah penyebabnya imun tubuh yang menjadi terlalu aktif sehingga menyerang diri kita sendiri, atau ada sisa virus yang masih tersembunyi walau sedikit, ada juga yang berpendapat sindrom Long COVID disebabkan karena jaringan sel tubuh sudah rusak oleh virus COVID-19 sehingga membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

APA GEJALANYA?

Gejala-gejala yang biasa dialami oleh mantan pasien yaitu:

kelelahan yang luar biasa
sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada atau sesak
masalah dengan memori dan konsentrasi (“otak berkabut”)
perubahan dalam indra perasa dan pembau
nyeri sendi

Namun ada laporan dari Inggris bahwa mantan pasien COVID-19 yang terkena sindrom Long COVID mendapatkan gejala: halusinasi, insomnia, perubahan pendengaran dan penglihatan, kehilangan memori jangka pendek dan masalah dalam bicara dan bahasa. Yang lain telah melaporkan masalah gastro-intestinal dan kandung kemih, perubahan periode menstruasi dan kondisi kulit.

BAGAIMANA PENGOBATANNYA?

Sampai saat ini, pengobatan sindrom Long COVID adalah dengan mengatasi gejala yang timbul, misalnya kalau yang bergejala di saluran pencernaan, maka dokter akan memberikan pengobatan pencernaan, kalau di indra penciuman maka akan diberikan obat yang sesuai.

BAGAIMANA PENCEGAHANNYA?

Dari hasil studi, orang yang telah menerima vaksinasi dua kali, walaupun masih ada kemungkinan orang tersebut tertular COVID-19, dia akan lebih kebal terhadap sindrom Long COVID ini.

Nah kalau Loe merasa kena COVID-19 aja sudah menyusahkan, maka Loe harus jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan agar tidak tertular COVID-19 Sob, karena kalau udah tertular COVID-19, ada kemungkinan Loe akan muncul sindrom Long COVID ini, walau saat ini di Indonesia belum ada laporan resmi berapa banyak mantan pasien COVID-19 yang sudah sembuh, mengalami gejala sindrom Long COVID.

Sumber:

‘Long COVID’ syndrome
Long Covid: What is it and what are the symptoms?
What Is Long COVID (PASC)?
Coronavirus vaccines cut risk of long Covid, study finds

 

You may also like

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.