ARV adalah pengobatan medis bagi ODHIV untuk memperpanjang harapan hidup ODHIV. Meski demikian, masih banyak mitos-mitos yang beredar tentang ARV yang gue ketahui. Baik di kalangan ODHIV maupun masyarakat luas.
Awalnya, gue percaya saja mitos-mitos mengenai ARV, misalnya mitos mengenai adanya pengobatan HIV selain ARV. Tapi setelah gue banyak tanya ke dokter, mempelajari info-info terpercaya, hingga pengalaman gue, gue baru tahu bahwa beberapa hal yang selama ini gue percayai adalah mitos.
Nah, ini dia 5 mitos mengenai ARV yang pernah gue ketahui.
Mitos No. 1: Ada obat untuk menyembuhkan HIV
Ada kok, namanya ARV. Yang gue tahu, jika kita rutin mengonsumsi ARV, HIV dalam darah kita akan semakin sedikit bahkan hingga tidak terdeteksi lagi. Namun virus HIV biasanya bersembunyi di kelenjar-kelenjar tubuh. Mitos yang beredar HIV bisa disembuhkan dengan obat-obatan herbal.
Setau gue, sampai saat ini belum ada khasiat dari obat-obatan herbal yang dapat membunuh HIV secara menyeluruh. Menurut dokter gue, gak apa-apa kalau gue minum obat-obatan herbal seperti jamu-jamuan. Tapi jangan sampai lupa kalo gue masih juga harus mengonsumsi ARV. Obat-obatan herbal hanya untuk mendukung pemulihan tubuh gue, bukan menghilangkan virus HIV dalam tubuh gue.
Mitos No. 2: ARV adalah konspirasi dan produk Amerika
Hmm, pernah berpikir seperti itu? Wait, ARV adalah konspirasi? Bagaimana kita tahu? Teori konspirasi singkatnya seperti pribahasa “ada udang dibalik batu” dengan melakukan segala cara termasuk cara-cara yang mengatasnamakan kebaikan demi tujuan keuntungan pribadi. Jika benar ARV adalah produk Amerika, lalu kenapa angka infeksi HIV di Amerika juga sangat tinggi? Setau gue, angka infeksi HIV di USA mencapai lebih dari 1.2 juta jiwa dan 1 dari 8 ODHIV tidak peduli dengan infeksi mereka.
Meksipun benar bahwa HIV ditemukan pertama kalinya ditemukan di AS. Menurut gue, gak mungkin dong kalo teori konspirasi juga tetap merugikan negaranya sendiri? Ini berarti tidak mengindikasikan adanya konspirasi penyakit demi keuntungan negara Adi Kuasa itu. And for the record, Indonesia telah memproduksi sendiri beberapa jenis ARV dengan merek generik.
Mitos No. 3: ARV membuat gue semakin sakit
Beberapa teman gue cerita bahwa ARV itu cuma bikin sakit, bikin mual, bikin pusing. Sebelum mengonsumsi ARV hidup teman-teman gue sehat-sehat saja. But hold on, itu namanya efek samping, dan memang biasa terjadi kok. Dokter gue bilang, ya memang kalau kita mengonsumsi ARV dengan sistem imun kita yang lemah (CD4 rendah), efek samping akan sangat terasa. Dan biasanya efek itu hanya akan bertahan beberapa waktu kok sampai sistem imun kembali sehat.
Gue juga pernah berpikir, “ah kan gue sudah minum ARV, jadi gue gak perlu cemas lagi”. Tapi setelah gue tahu informasi bahwa ARV hanyalah salah satu komponen untuk menjamin kesehatan gue. Gue jadi sadar bahwa gue juga perlu untuk memastikan kesehatan gue dengan pola hidup sehat.
Mitos No. 4: Gue bisa berhenti minum obat jika gue sudah merasa sehat, dan melanjutkannya ketika gue sakit
Gue awalnya mikir, minum ARV itu seperti minum parasetamol, gue minum obat cuma ketika gue sakit, dan setelah gue sembuh, gue boleh berhenti mengonsumsi ARV. But, I was wrong. Gue salah besar, kata dokter gue. Karena dampaknya adalah resistennya virus di dalam tubuh. Mengonsumsi ARV artinya gue harus mengonsumsinya secara patuh sepanjang sisa hidup gue. Gue sudah mengibaratkan minum ARV itu seperti minum vitamin sebagai kebutuhan gue setiap harinya.
Mitos No. 5: Mengonsumsi ARV sesuka kita saja, kan obat seumur hidup
Yaa, meskipun gue tahu bahwa sampai sekarang memang gue harus mengonsumsi ARV sepanjang sisa hidup gue. Tapi ini bukan berarti gue bisa sesukanya mengonsumsi ARV. Dokter gue menganjurkan mengonsumsi obat dengan waktu yang sama setiap harinya. Misalnya gue mengonsumsi FDC (Tenovovir, Evapirenz, dan Lamivudin dalam 1 tablet) di jam 10 malam, maka artinya gue harus minum FDC di jam 10 malam selama sisa hidup gue. Meskipun gue sesekali telat-agak telat minum obat, gak masalah asal gak jadi kebiasaan.
Baca juga:
Apa itu ARV
Apa Saja Jenis-jenis ARV
Bagaimana cara ARV Bekerja
Mengapa ARV yang Gue Punya Beda dengan yang Loe Punya?
Apa saja Efek Samping ARV dan cara Gue Mengatasinya
Pemeriksaan apa saja yang Gue Lakukan sebelum Terapi ARV
Cara Gue Mengakses ARV
Cara Gue Memulai Terapi ARV
Cara Gue Menjalani Terapi ARV
5 Alasan Gue Memulai ARV
Apa itu Resisten Obat ARV, dan Kenapa?
ARV dan CD4
Plus dan Minus Menunda Terapi ARV
Tepat Waktu Minum Obat ARV? Gampang!
5 Mitos yang KELIRU Tentang ARV
No Comment
You can post first response comment.