TB dan HIV

Dulu gue sempet bingung kenapa ketika gue memulai ARV, gue harus tes TB dulu. Ternyata ODHIV lebih mudah terserang TBC dibanding dengan kelompok lainnya.

Gue akan coba share mulai dari apa itu TBC, cara mengetahui kita terinfeksi TBC atau tidak, hingga implikasi pengobatan TBC dengan ARV yang kita konsumsi.

Sebenarnya, TBC itu apa sih? Menurut referensi yang gue baca, TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Tuberkulosis. Biasanya TBC menjangkiti paru-paru, tapi tidak menutup kemungkinan untuk menjangkiti organ lain. TBC biasanya menular melalui udara, biasanya ketika seorang dengan TBC aktif batuk, ia akan menularkan bakteri TBC ke orang lain.

Orang dengan daya imun yang kuat akan lebih sulit terinfeksi bakteri TBC, tapi orang yang mempunyai gangguan dengan kekebalan tubuh, seperti halnya ODHIV, akan lebih mudah terinfeksi bakteri TBC. Menurut WHO (badan kesehatan dunia), TBC adalah penyakit penyebab kematian terbesar pada ODHIV, karena faktanya ODHIV memiliki risiko 40 kali lebih besar untuk terinfeksi TBC dibanding dengan orang yang HIV negatif.

TBC akan aktif di paru-paru dan menyebabkan batuk selama 3 minggu atau lebih di tubuh. Gejala TBC di organ tubuh lain akan berbeda-beda. TBC paru didiagnosis dengan menggunakan tes dahak dan pemeriksaan Thorak (rontgen). Dan test Manthok atau tes di kulit. Setahu gue, tes Manthok ini dianggap tidak efektif bagi ODHIV, karena jika HIV atau penyakit lain sudah merusak sistem kekebalan tubuh kita, bisa saja tes kulit tidak akan menunjukkan reaksi apapun pada kulit (walaupun kita terinfeksi TBC).

Jika kita terinfeksi TBC, perlu banget untuk sesegera mungkin diobati. Karena TBC dapat mempengaruhi percepatan replikasi HIV di dalam tubuh. Sekarang sudah ada obat untuk TBC yaitu Isoniazid (INH) atau Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang dikonsumsi selama enam bulan yang dikombinasikan dengan beberapa obat termasuk antibiotik untuk mencegah resistensi bakteri.

Obat TBC biasanya sangat rentan terhadap reaksi obat lain, termasuk ARV. Oleh karena itu, dokter merekomendasikan untuk test TBC sebelum gue mengonsumsi ARV. Untungnya gue tidak terindikasi TBC, namun jika gue terindikasi positif TBC, gue akan direkomendasikan untuk mengonsumsi obat TBC sebelum mengonsumsi ARV. Tapi, kalau gue terindikasi terinfeksi TBC setelah loe mengonsumsi ARV, penting banget untuk mengkonsultasikan dengan dokter, karena kombinasi ARV dan OAT  akan sangat melemahkan tubuh ODHIV jika kondisi tubuh belum siap untuk menerima OAT.

Langkah yang direkomendasikan untuk gue ambil untuk mencegah penularan TBC adalah dengan menjaga kesehatan gue. Karena orang dengan kondisi kesehatan yang baik akan lebih sulit terinfeksi TBC dibanding dengan orang dengan kondisi kesehatan yang lemah.

Referensi :

Yayasan Spiritia. (2014). Lembaran Informasi tentang HIV dan AIDS untuk Orang Yang Hidup dengan HIV (ODHA). Jakarta: Yayasan Spiritia.

Baca juga:

Pola Hidup yang Sehat untuk ODHIV
Vitamin dan Diet untuk ODHIV
Mitos dan Fakta tentang ODHIV dan Pengobatan
Apa itu Infeksi Oportunistik?
Apa itu Pencegahan Positif?
ODHIV dan Asuransi
Apa itu PrEP dan Manfaatnya buat Gue?
ARV pada saat Berpuasa
Hidup sebagai ODHIV dan Tetap Berkarir? Bisa koq!
5 Cara Gue Menghadapi Diskriminasi ODHIV
Tuberkulosis (TB) Pada ODHIV
Pilih Obat Herbal atau ARV ya?
Olahraga yang Tepat buat ODHIV
‘Buka status’ HIV di tempat kerja, perlu kah?

You may also like

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.